Postingan

[UNDUH] Kepribadian Nasional - Majelis Luhur Taman Tiswa

Gambar
Doc; Pribadi Link  :  https://mega.nz/#!UhgUEC7R!CxDUnaU2_FIshHmpJEpp5MhpWcItr8p255KGvUZb7OM

We Make The Road by Walking

Gambar
Dengan sengaja saya cari lagi buku terbitan temen-teman Transformasi yg waktu itu-keredaksianya- dipimpin oleh romo Wahyu Arifin. sudah beberapa kali bolak-balik gk pernah nemu, sampai akhirnya tadi dgn tdk sengaja terlihat, nampak, diantara tumpukan majalah-majalah usang.   Buku ini cukup menarik, karena dihadirkan dalam bentuk dialok -- seperti membayangakan karya karya Plato yg juga kebanyakan berbentuk dialok -- antara Paolo Freire dan Myles Horton.   Nama Freire agak lebih populer di telinga intelektual Indonesia, jika dibandingkan dengan Myles Horton. setidaknya itu pengakuan Prof. Tilaar dalam kata pengantar buku ini (krn sy tidak merepresentasikan intelektual dan juga baru tau Myles Horton dr buku ini).   Horton and Freire Keduanya lahir dan tumbuh berkembang menjadi seorang "expert" di situasi yg secara sosial-politik-kuktur sangat jauh berbeda. Pengalaman-pengalaman intelektual dan perjuangan untuk pendidikan yg memerdekaan juga berbeda.   Jika Freire hidup dengan a

Sekolah Farming Menengah Atas : Sebuah Pengalaman Sekolah Vokasi di Indonesia.

Gambar
doc-pribadi Kira-kira seminggu lalu (13/7), saya dihubungi pak guru  Harris Malikus  untuk urusan yang tidak saya duga sebelumnya. "bib temenin liat rangka motor CB donk di daerah Manggarai-Jakarta Selatan. Saya jawab "oke, ketemu di alfamaret tempat biasa". Sesampainya disana, kita jumpa, berbasa-basi dan segera menunju lokasi bengkel. Tanpa saya sadari sejak ketemu di alfamaret dia mengulang-ulang kalimat "nanti rangkanya lo taroh tengah aja, enteng kok". Sampai sana saya sadar kalo ternyata, saya yang akan nenteng itu rangka CB dari Manggarai ke Cinangka, Depok. Ajegile!!! saya ngeluh ngeluh ke pak guru. Jam 4 sore, waktunya orang pulang kerja ditambah nenteng rangka. Amsyong udah  :D . Setiba di lokasi bengkel, Setelah telpon telponan, ternyata sang penjual tidak sedang ada di lokasi. Saya merasa rada lega. Sementar pak Guru nampak sebaliknya, rada murung. Sebagai teman baik yang kenal dengan orang ini, saya ajak beliau berkunjung ke salah satu

Vietnam; konsolidasi demokrasi 1945-1975

Gambar
Ho Chi Min Vietnam adalah salah satu Negara di kawasan Asia Tenggara yang secara politik mengambil jalan pemahaman komunisme. Dalam catatan sejarahnya, perang kemerdekaan bangsa Vietnam tidak bisa dilepaskan dari kegigihan dan militansi hampir sebagian besar kelompok kelompok komunis yang menentang dominasi ekonomi dan politik di negerinya. Imperialisme kira kira itu yang menjadi alasan bersatunya hampir semua bangsa bangsa di Asia Tenggara dalam hal menentukan nasibnya sendiri, termaksutd Vietnam di dalamnya.  Dalam legenda, kerajaan awal yang berdiri di wilayah Vietnam adalah Van Lang sekitar tahun 279 SM. Selain kerajaan Van Lang ada juga kerajaan Au Lac yang berdiri sekitar tahun 270 SM sampai datangnya bala tentara dari kerajaan China[1] yang mengahacur leburkan kerajaan itu. Kehidupan Vietnam berganti, pada abad ke dua dominasi orang orang Cina merasuk hampir setiap relung dalam praktik berkehidupan bangsa Vietnam, mulai dari ekonomi-politik-sosial budaya[2]. Kehidupan

Panca Wardhana: Usaha melacak konsepsi pendidikan di Era Demokrasi Terpimpin

Gambar
Prof. Dr. Prijono ( Doc  UI) Sangat jarang ada tulisan sejarah pendidikan di Indonesia yang detail atau paling tidak komperhensip membahas pendidikan di periode Demokrasi Terpimpin. Sering sekali diberbagai tulisan atau buku menempatkan atau menuliskan sejarah pendidikan periode ini sebanyak satu lembar atau paling maksimal satu setenga lembar dalam ukuran buku (A4 di bagi dua). Sementara ada dua pilihan kenapa itu bisa terjadi. Pertama mengenai sumber. Tidak banyak yang bisa ditemukan dalam Perpustakaan Nasional, Pusat Kurikulum atau pun Arsip Nasional Indonesia mengenai bahan bahan terkait pendidikan di periode ini. Kalau ada yang bilang di luar sana ada bahan mengenai ini, tentu itu bukan barang baru lagi. Hampir setiap periode dari penggalan sejarah Indonesia tersimpan di luar sana. Bahkan arca-arca peninggalan candi Jawa Tengah dan Timur pun masih ada di belakang rumah cicit pembesar kolonial sebagai hiasan taman. Yang kedua, banyak orang dan sering kali akademisi menilai