Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Modus Tawa Kita !

Gambar
Tertawalah sebelum tawa di larang  – Warkop DKI Kira-kira begitu memahami tawa dalam sketsa kekuasaan. Di atur sesuai apa yang “in” pada zamannya. Dalam banyak hal, tawa menawarkan kepada kita sebuah kegembiraan, sebuah keceriaan yang dalam ilmu pengetahuan medis dan agama tawa adalah obat penyembuh termurah sepanjang zaman. Di dalam buku ini, kita seolah disodorkan soal perangkat dalam ketertawaan, maksudnya adalah bagaimana tawa membutuhkan instrument layaknya sebuah pertunjukan. Ada subjek mentawakan dan ada objek yang ditertawakan. Manusia punya peran dalam berkehidupan. Semua melengkapi dalam konteks keterbutuhan [sekelipun prihal keinginan tidak semua insan pernah merasakan] begitu juga dalam candaan yang menghasilkan tawa. Mesti ada orang atau peran untuk menjadi pihak yang ditertawakan. Dalam pergaulan hal ini bisa dan lumrah, terjadi seolah tanpa ada yang tersinggung atau marah sebab tawa kita adalah tawa semua orang. Pada bab awal buku Antara Tawa Dan Becana kita ak